Dari pengertian bahasa yang dikemukakan para pakar, jika dimplementasikan akan didapatkan beberapa ciri yang hakiki dari bahasa. Ciri itu antara lain :
1. Bahasa merupakan sebuah sistem
Sebagai suatu sistem, berarti bahasa itu bersifat sistematis dan juga sistemis. Dengan sistematis artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola atau kaidah, tidak tersusun secara acak. Sedangkan sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari subsistem. Kaidah atau pola itu bisa terlihat dalam dua hal yaitu 1).sistemik bunyi, dan 2).sistemik makna. Hanya bunyi-bunyi tertentulah yang dipakai, digabungkan dengan bunyi lainnya untuk membentuk suatu kata sebagai simbol dari satu acuan atau rujukan.
2. Bahasa merupakan simbol atau lambang bermakna
Kata lambang sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam membicarakan bendera kita sang saka merah putih, sering dikatakan warna merah adalah lambang keberanian dan warna putih adalah lambang kesucian. Dalam bahasa indonesia kata lambang ini sering dipadankan dengan kata simbol dengan pengertian yang sama. Dalam hal ini kita harus dapat membedakan antara lambang dengan tanda, karena biasanya dalam pemakaian sehari-hari sering tertukar. Lambang/simbol memgacu kepada suatu obyek, dan hubungan antar lambang dengan obyek itu bersifat arbitrer/manasuka terserah kesepakatan bersama, sedangkan hubungan tanda dengan acuannya tidak manasuka. Misalnya, ada asap tandanya ada api, demam tanda sakit, awan tebal tanda akan hujan.
3. Bahasa berupa ucapan
Bahasa itu berupa ujaran yang berarti bahwa media bahasa yang terpenting adalah dengan bunyi-bunyi. Setiap gagasan yang diwujudkan dengan lambang-lambang bunyi akan disampaikan kepada orang lain dengan menggunakan alat yang tepat, yaitu alat ucap manusia (organ of speech). Oleh karena itu, bahasa yang sebenarnya adalah ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap. Meskipun bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap, tetapi tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa. Seperti bunyi teriak, bersin, batuk-batuk, mendengkur bukan termasuk bunyi bahasa, meskipun dihasilkan oleh alat ucap manusia, karena semua itu tidak termasuk sistem bunyi bahasa.
4. Bahasa bersifat arbitrer dan konvensional
Kata arbitrer merupakan adaptasi dari bahasa inggris yaitu arbitrary yang berarti "selected at random and without reason", dipilih secara acak dan tanpa alasan. Dalam bahasa indonesia biasa dipadankan dengan kata manasuka yang berarti seenaknya. Dalam hal ini yang dimaksud arbitrer/manasuka adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep yang dimaksud oleh lambanh tersebut. Misalnya binatang tertentu di daerah bojonegara kabupaten serang disebut cernere, ternyata dalam bahasa indonesia disebut anjing, di mekah disebut kalbun, di inggris dog sedangkan di madrid perro.
5. Bahasa itu manusiawi
Dalam kisah agama islam pada zaman nabi-nabi dahulu diceritakan bahwa Nabi Sulaiman A.S dapat berbicara dengan hewan, salah satunya dengan kupu-kupu dan dapat mendengarkan pembicaraan antar raja semut dengan pasukannya. Adanya kisah ini menimbulkan pertanyaan:apakah hewan mempunyai bahasa? Pertanyaan ini diperkuat dengan adanya burung yang dapat dilatih menirukan ucapan manusia. Tentu saja jawabannya tidak, karena hanya manusialah yang dibekali kemampuan berbahasa oleh sang maha pencipta. Oleh karena itu, definisi manusia dalam literatur ilmu sering disebut dengan homo lequen (hewan yang berbahasa).
6. Bahasa merupakan alat komunikasi
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa manusia hidup di dunia ini tidak terlepas dari interaksi antar sesamanya. Mau tidak mau akan senantiasa selalu berhubungan. Oleh karena itu, kita memerlukan alat atau media untuk berhubungan. Alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan kaumnya yang paling efektif adalah bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar