Setiap perbuatan pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk menuju kesuatu tujuan dan tujuan-tujuan akhir yang pada umumnya pada esensinya ditentukan oleh masyarakat yang dirumuskan secara singkat dan padat.
a. Tujuan pendidikan di Indonesia
Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan Nasional bab II Pasal 4, menyebutkan: “pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejaheraan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b. Fungsi tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan pengertiannya sebenarnya sudah terlingkup didalam pengertian pendidikan sebagai usaha secara sadar yang berarti bahwa usaha tersebut mengalami permulaan dan mengalami pula akhirnya.Ada usaha yang terhenti karena mengalami kegagalan sebelum mencapai tujuan, namun usaha baru berakhir kalau tujuan akhir telah tercapai. Dari pengertian tersebut maka jelas bahwa fungsi tujuan pendidikan yaitu:
1) Mengakhiri tujuan itu
2) Mengarahkan tujuan itu
3) Suatu tujuan dapat pula merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik merupakan tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama.
4) Memberi nilai pada usaha-usaha itu.
Brubacher menguraikan fungsi tujuan pendidikan melaksanakan tiga fungsi penting yang semuanya bersifat normative yaitu:
1) Tujuan pendidikan memberikan arahan pada proses yang bersifat edukatif.
2) Tujuan pendidikan tidak seharusnya selalu memberi arah pada pendidikan tetapi harus mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin.
3) Tujuan pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan pedoman atau menyediakan kriteria-kriteria dalam menilai proses pendidikan.
Dengan demikian menurut Brubacher bahwa sebelum seseorang mengadakan perubahan kurikulum kemudian tujuan pendidikan tidak hanya akan memberi arah pendidikan tetapi juga harus memberikamn motivasi. Tujuan adala nilai, jika nilai, dihargai dan diinginkan. Tujuan juga mempunyai fungsi menyediakan kriteria-kriteria untuk mengevaluasi proses pendidikan.
c. Cara menentukan Tujuan Pendidikan
Menurut para ahli pendidkan seperti John S. Brubacher bahwa dapat menetapakn tujuan pendidikan dapat ditempuh tiga cara atau pendekatan yatu:
1) A Historical Analysis of social institutions approach
Atau pendekatan melalui analisa histori lembaga-lembaga sosial adalah suatu pendekatan yang berorientasi kepada realita yang sudah ada dan yang telah tumbuh sepanjang sejarah bangsa itu.
2) A Socialogical analysis of current life approach
Yaitu pendekatan yang berdasarkan pada analisa tentang kehidupam yang aktual, dengan pendekatan ini dapat dilukiskan kenyataan kehidupan melalui analisa deskriptif tentang seluruh kehidupan masyarakat baik aktivitas anak-anak, oramg dewasa dan motivasi mereka terhadap aktivitas tersebut.
3) Normative philosophy approach
Yaitu pendekatan melalui nilai-nilai filsafat normative seperti filsafat Negara dan moral.
Jadi dalam menentukan tujuan pendidikan maka filsafat dan pandangan hidup merupakan dasar utama.Dari pandangan hidup dan filsafat hidup itulah kemudian Negara menentukan cita-cita kehidupan dan kehidupan ideologi dari Negara itu biasanya disebut dengan filsafat Negara.
d. Kriteria Kualifikasi Tujuan Pendidikan
Menurut Dewey ada tiga kriteria buat tujuan pendidikan yang baik, yaitu:
1) Tujuan yang sudah ada haruslah menciptakan perkembangan yang lebih baik dari pada kondisi yang suadah ada sebelumnya.
2) Suatu tujuan itu haruslah fleksibel dan dapat diubah-ubah yang disesuaikan menurut keadaan.
3) Tujuan itu harus menunjukkan kebebasan kegiatan.
Tujuan berarti penerimaan tanggung jawab untuk observasi, perkiraan dan persiapan-persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu fungsi pendidikan.Pikiran John Dewey tentang tujuan pendidikan dikemukakan bahwa pendidikan itu pada dasarnya tidak mempunyai tujuan, hanya saja orang-orangnya, para orang tua dan guru-guru lainnya yang mana merekalah sebenarnya yang mempunyai tujuan dan bukanlah ide yang abstrak seperti pendidikan. Atau dengan kata lain bahwa karakteristik tujuan pendidikan yang baik itu antara lain:
1). Suatu tujuan pendidikan harus ditegakkan aktivitas dan keperluan yang sebenarnya dari orang-orang tertentu yang harus dididik.
2). Suatu tujuan haruslah dapat diterjemahkan menjadi suatu metode kerjasama dengan kegiatan-kegiatan anak yang sedang mengalami pengajaran.
3). Dan para pendidik haruslah berhati-hati terhadap tujuan yang nenurut perkiraan bersifat umum.
e. Sasaran Tujuan dan Tujuan Tertinggi dan pendidikan
Adapun secara umum tujuan pendidikan sebagai dunia cita dirumuskan secara singkat, padat. Rumusan yang padat tentang tujuan pendidikan seperti kematangan dan integritas pribadi, kiranya belumlah memberikan suatu makna yang jelas dan masih kurang bersifat operatif, sehingga menimbulkan bermacam-macam interprestasi mengenai integritas pribadi sebagaimana yang dikemukakan para ahli, antara lain:
4) Pragmatis, beranggapan bahwa integritas itu tidak pernah final (berakhir).
5) Kaum religious, berpendapat bahwa kesempurnaan adalah kebijakan kepada Tuhan dan kepada sesama manusia.
6) Kaum Naturalisme berpendapat bahwa tujuan akhir pendidikan adalah dari potensi-potensi manusia untuk menjadi kenyataan didalam tindakan nyata.
Dan ada pula yang merinci tujuan pendidikan dalam bentuk taksonomi (sistem pengklasifikasian yang kumulatif dan mempunyai kronologis waktu), meliputi:
1) Pembinaan kepribadian (nilai formal)
a) Sikap
b) Daya piker praktis rasional
c) Obyektivitas
d) Loyalitas kepada bangsa dan ideology
e) Sadar nilai-nilai moral dan agama
2) Pembinaan aspek pengetahuan (niali materiil), yaitu materi ilmu itu sendiri.
3) Pembinaan aspek kecakapan, keterampilan (skill) nilai praktis.
4) Pembinaaan jasmani yang sehat
Dalam rincian tujuan pendidikan dalam bentuk taksonomi dari klasifikasi tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom dalam tiga kategori, atau dengan singkat dapat dijelaskan bahwa taksonomi Bloom tersebut meliputi:
1) Kemampuan kognitif , yang berhubungan dengan aspek intelektual.
2) Kemampuan apektif, mengenai aspek emosi.
3) Kemampuan psikomotor, meliputi aspek keseimbangan antara fisik dan psikis serta keahlian.
Berdasarkan uraian diatas telah dapat memberikan gambaran luas tentang lingkup dan tujaun yang dikehendaki oleh pendidikan.Manusia yang dibina melalui pendidikan adalah meningkatkan kualitas titik-titik totalitas seseorang sebagaimana makhluk individual dan makhluk sosial.Artinya pendidikan yang diperlukan harus mampu menumbuhkan dan mengambangkan potensi pribadi dan masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar